makalah tentang hati
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Kemuliaan dan keutamaan manusia di bandingkan dengan makhluk lainya
ialan manusia memiliki hati dan akal, dengan pertolongan nya manusia dapat mengenal Allah atau memperoleh
ilmu tentang Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dengan sarana hatilah manusia dapat
mendekati Allah dan meraih derajat kedekatan dengan-Nya serta melakukan usaha
untuk mengetahui dan menyadari keberadaan-Nya.
Hati diibaratkan raja, sedang anggota badan adalah prajuritnya. Bila
rajanya baik, maka akan baik pula urusan para prajuritnya. Bila buruk, maka
demikian pula urusan para prajuritnya. Oleh sebab itu, dalam Islam amalan hati
memiliki kedudukan yang agung. Bisa dikatakan, pahala dari amalan hati lebih
besar daripada amalan badan. Sebagaimana dosa hati lebih besar daripada dosa
badan. Oleh karena itu kita dapati; dosa kufur dan kemunafikan lebih besar
daripada dosa zina, riba, minum khamar, judi dst.
Hati adalah standar kebaikan amalan badan. Ia ibarat pemimpin bagi
badan. Baiknya hati akan berpengaruh pada baiknya amalan badan. Dan buruknya
hati akan berpengaruh pada buruknya amalan badan. Dan hati yang beruntung ialah
hati yang bersih dan suci karena senantiasa dibersihkan dan disucikan. Dan hati
yang merugi ialah yang hati yang dibiarkan kotor dan rusak. Kita dapat
mengatakan pula bahwa ilmu tentang hati adalah pokok dari ilmu tentang Allah
atau ma’rifatullah. Dengan demikian,kita memahami mengapa dikatakan bahwa
manusia tidak akan mengenal Tuhannya. Kebanyakan manusia tidak mengenal hati
dan semua sifatnya karena ada selubung dan hijab yang menghalangi seseorang
dengan hatinya. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla bergerak di antara
hatinya, mengendalikan dan menguasai hati manusia beserta sifat-sifatnya. Hati
manusia berada di sela-sela jari Allah Yang Maha Pengasih. Kadang-kadang hati
manusia dapat jatuh hingga ke tingkat paling rendah setingkat dengan setan dan
kadang-kadang terbang demikian tinggi mendekati singgasana Allah Yang
Mahatinggi. Manusia yang tidak mengenal hatinya sendiri dapat di kelompokan
dalam golongan orang-orang yang di firmankan oleh Allah Swt. :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ
فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
19. dan janganlah kamu seperti
orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada
mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik.[1]
Orang yang lupa
kepda diri sendiri adalah orang yang melampaui batas. Oleh karena itu, mengenal
hati sendiri dan sifat-sifatnya adalah penting sekali karena ilmu tentang hati
dan sifat-sifatnya tersebut merupakan pokok agama.
2.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari Hati ?
2.
Jelaskan perspektif hati menurut dunia medis ?
3.
Jelaskan perspektif hati dalam kosep tasawuf ?
3.
TUJUAN
1.
Agar mengetahui pengertian hati
2.
Mengetahui hati dalam dunia medis.
3.
Mengetahui konsep hati menurut tasawuf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HATI
Qalb (Qolbu) memiliki dua makna. Makna yang
pertama adalah sepotong daging atau segumpal daging atau segumpal darah
yang terletak di dada sebelah kiri yang lazim disebut hati [maksudnya :
jantung. Dalam bahasa inggris heart ada dua makna yaitu : hati dan
jantung.] dimana di bagian dalamnya terdapat ruang. Ruang itu penuh berisi
darah berwarna merah kehitaman dan merupakan sumber ruh atau kehidupan.[2]
Hati adalah pusat atau sumber bagi peredaran darah.
Makna yang kedua adalah qalb adalah “jiwa”. Qalb adalah
sesuatu yang imaterial yang tak berbentuk atau halus dan mempunyai hubungan
dengan hati fisik –material ( atau jantung ). Ia dapat di bandingkan dengan
energi listrik yang tak dapat di bandingkan dengan energi listrik yang
terlihat. Hati dalam pengertian inilah yang disiksa atau di beri pahala. Hubungan
hati dengan jantung ialah seperti hubungan antara sifat (‘aradh) dengan anggota
tubunh (jisim), atau mesin dengan manusia yang memakainya, atau rumah dengan
penghuninya, ada dua macam hubungan yang di maksud. Hubungan yang pertama
adalah ilmu mukasyfah atau pengetahuan spritual. Hubungan yang kedua
menuntut ilmu dengan rahasia.
Firman Allah Ta’ala :
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً ۙ وَمَا
جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا ۙ وَلَا
يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ ۙ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا
ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَا
يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka
itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang
diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya
dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan
orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar
itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.[3]
Di dalam surah tersebut ada Allah berfirman adanya tentara hati, hakikat
dari tentara hati itu tidaklah di ketahui dan tidak ada yang mengertahui jumlah
kecuali dirinya sendiri. Hati mempunyai dua tentara. Satu tentara dapat dilihat
dengan mata lahir dan tentara lainya tidak dapat dilihat dengan kecuali mata
batin. Kedua jenis tentara ini diperlukan untuk menjaga wilayah kekuasaan
rajanya yaitu hati. Demikian pula, tangan, kaki mata, telingah, lidah merupakan
tentara hati yang lahiriah. Mereka diciptakan untuk menaati semua perintah
hati. Ketika hati meminta membuka mata, maka mata akan melakukanya, kepatuhan
dan ketundukan mereka seperti malaikat kepada Allah Swt. Malaikat diciptakan
untuk taat kepada Allah dan mereka tidak akan mungkin melawanNya.
Tentara-tentara ini diperlukan bagi hati karena perjalanan pemilik hati (
Manusia ) menuju Allah sebagaimana halnya kendaraan dan makanan yang di
perlukan bagi tubuh. Hati melewati berbagai terminal, halte, atau stasiun ( maqam
) untuk bertemu dengan-Nya yang untuk itulah hati diciptakan. Allah Ta’alah
berfirman :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak meciptakan
jin dan manusia melaikan supaya mereka menyembah-Ku.”[4]
Tubuh adalah kendaraan atau alat angkut bagi jiwa (hati). Adapun makanan
jiwa adalah ilmu, pengetahuan. Agar hati memperoleh makanan yang baik,
bahan-bahan yang diperlukan adalah amal saleh ( kebaikan dan kebajikan ). Tidak
mungkin hati mencapai tujuan perjalanannya, yaitu bertemu Allah Swt, jika badan
tidak tenang dan banyak melakukan dosa. Jadi, banyak lah melakukan amal saleh
atau kebaikan dan ke bajikan di dunia, karena duni merupakan tempat bercocok
tanam bagi akhirat dan salah satu tempat bgi petunjuk ilahi, atau kata lain
“hidayah”.
B. PERSPEKTIF HATI DALAM DUNIA MEDIS
PENGERTIAN DAN STRUKTUR HATI
Hepar (hati)
adalah kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 1300-1550 gram dan
berwarna merah cokelat, mempunyai banyak pembuluh darah serta lunak. Hepar
berbentuk baji dengan permukaan dasarnya pada sisi kanan dan puncaknya pada
sisi kiri tubuh, terletak di kuadran kanan atas abdomen (hipokondria kanan).
Permukaan atasnya berbatasan dengan diafragma dan batas bawahnya mengikuti
pinggiran kosta kanan.[5]
Hepar terdiri dari:
Lobus kiri dan lobus kanan, dengan lobus kanan lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri.
Lobulus.
Hepar disusun oleh lobulus-lobulus kecil dan tersusun dalam kolom.
Vena sentralis pada bagian tengah tiap lobulus. Vena bergabung menjadi vena yang
lebih besar dan membentuk vena hepatika yang kemudian menuju ke dalam vena kava
inferior
Lakuna,
yaitu ruangan yang memisahkan antara satu lobulus dengan lobulus lainnya.
FUNGSI HATI
1. Menawarkan racun
Fungsi utama dari hati adalah menawarkan racun yang masuk ke dalam
tubuh. Racun tersebut bisa berasal dari makanan, minuman, atau pun obat-obatan.
Proses metabolisme di dalam tubuh akan menghasilkan asam laktat yang dapat
merugikan, namun hati akan mengubahnya menjadi glikogen yaitu sejenis
karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang disimpan di dalam
otot.
Metabolisme protein juga akan menghasilkan zat sisa berupa amonia
yang berbahaya bagi tubuh, namun hati akan mengubahnya menjadi urea dan
dikeluarkan bersama urine.
2. Metabolisme karbohidrat
Glukosa dan monosakarida lain seperti fruktosa dan galaktosa akan
diubah menjadi glikogen. Glikogen adalah karbohidrat yang terbentuk dari
ratusan unit glukosa yang terikat bersama.
Penyimpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen mempunyai keuntungan:
Cepat dipecah untuk menghasilkan energi
Produksi energinya tinggi
Tidak bocor ke dalam sel dan tidak mengganggu kandungan cairan
intrasel
Pengubahan bentuk karbohidrat ini memerlukan bantuan dua hormon
yaitu insulin dan glukagon yang dihasilkan oleh pankreas. Saat kadar glukosa
dalam darah naik maka insulin akan dilepaskan untuk mengubah glukosa menjadi
glikogen dan disimpan di hati dan jaringan otot. Saat kadar glukosa di dalam
darah turun, maka glukagon akan dilepaskan untuk memecah glikogen yang disimpan
menjadi glukosa dan kemudian akan dimetabolisme untuk menghasilkan energi.
3. Metabolisme protein
4. Metabolisme lemak
Ketika lemak
dibutuhkan oleh tubuh, lemak akan diambil keluar dari tempat penyimpanannya di
dalam tubuh, lalu diangkut melalui darah menuju ke hati dan dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol.
5. Sintesis kolesterol dan protein plasma
Hati dapat mensintesis kolesterol dan steroid serta produk protein
plasma seperti fibrinogen, protrombin, dan sebagian besar globulin.
6. Penyimpanan berbagai zat
Hati adalah tempat penyimpanan glikogen, lemak, vitamin A, B12,
D, dan K, serta zat besi.
7. Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah
Dalam 6 bulan kehidupan janin, hati menghasilkan sel darah merah,
baru kemudian produksi sel darah merah ini secara berangsur-angsur diambil alih
oleh sumsum tulang. Pada saat darah melewati hati, sekitar 3 juta sel darah
merah dihancurkan setiap detik, dan hasil penghancurannya masih ada zat yang
akan digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru.
8. Menghasilkan zat yang melarutkan lemak
Hati menghasilkan sekitar 0.5 – 1 liter cairan empedu setiap hari.
Cairan empedu inilah yang akan melarutkan lemak yang terdapat di dalam usus.
C. PERSPEKTIF HATI DALAM KONSEEP TASAWUF
Makna Qalbu (hati) Dalam Pandangan Tasawuf
Rasul Saw bersabda,’Ketahuilah, di dalam jasad ada segumpal daging(mudzghah)
yang jika baik daging itu maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika jelek daging
itu maka jeleklah seluruh jasadnya. Ketahuilah daging itu adalah hati (qalb).’’
(HR. Bukhari & Muslim dari Nu’man bin Basyir).[6]
Ungkapan Rasul Saw tentang segumpal daging fisik (mudzghah) di dalam
dada manusia yang dihubungkan dengan hati (qalb), sering
diassumsikan secara kurang tepat dalam memaknai hati (qalb) yang
diidentikkan sebagai organ fisik yang disebut hati (mudzghah)
tersebut. Sehingga kerusakan pada fisik hati (mudzghah) itu, ditafsirkan
akan berakibat kerusakan pada perilaku pemilik hati yang rusak tersebut.
Dalam term sufisme makna al-qalbu (hati) lebih menunjuk kepada
aspek ruhani, substansi halus, anasir bukan materi yang berfungsi mengenal
segala sesuatu dan mampu merefleksikan sesuatu seperti cermin yang memantulkan
sebuah gambar. Kemampuan qalb dalam merefleksikan suatu hakikat tergantung pada
sifat qalb, sesuai pengaruh inderawi, syahwat, kemaksiatan, dan cinta.
Sepanjang hati itu bersih dari kendala-kendala yang dapat menutupinya, maka
hati dapat menangkap hakikat yang ada. Bahkan di qalb ma’rifat terjadi.
Menurut At-Tirmidzi, qalb (hati) adalah pusat dari semua perasaan, pengenalan
dan emosi di dalam diri manusia. Semua perasaan, pengenalan dan emosi manusia
akan kembali ke qalb (hati) dan dari qalb (hati) dikirim kembali ke seluruh
tubuh. Qalb (hati) bersifat otomatik, dapat menyerap segala bentuk emosi yang
ada, dan apabila terbetik di dalamnya suatu aliran perasaan, secara langsung
akan dipancarkan ke seluruh tubuh. Dengan pandangan At-Tirmidzi ini, hati dapat
diibaratkan seperti istana. Jika yang memerintah istana adalah raja yang baik
(ruh), maka akan baiklah semua perilaku si pemilik hati. Sebaliknya, jika yang
berkuasa di istana adalah raja jahat (nafsu), maka akan rusaklah semua perilaku
si pemilik hati.[7]
Imam Al-Ghazali mengungkapkan makna qalb dengan gambaran metaforik sebagai
sumur yang digali di tanah. Sumur itu bisa diisi lewat saluran pipa dari sungai
atau saluran irigasi. Tidak jarang dalam mengisi sumur dilakukan penggalian
lebih dalam sampai didapati sumber air di dalam tanah. Jika digali lebih dalam,
akan memancar air yang lebih jernih, lebih deras dan tidak ada habisnya. Tidak
ubahnya sumur, ungkap Al-Ghazali, air di dalamnya itulah ilmu pengetahuan.[8]
Pancaindera ibarat saluran pipa atau saluran irigasi, mengisi qalb dengan
ilmu pengetahuan seibarat saluran pipa atau saluran irigasi mengisi sumur
dengan air dari sungai di muka bumi. Qalb diisi ilmu pengetahuan lewat
pancaindera melalui proses membaca, mendengar, merasakan, mengamati, meneliti.
Sementara ada cara lain mengisi air ke dalam sumur, dengan menutup saluran pipa
atau saluran irigasi. Lalu menggali qalb lebih dalam lewat uzlah, khalwat,
mujahadah, muraqabah, musyahadah sampai terangkat tutup yang menyelubungi,
sehingga memancar dari dalam qalb ilmu pengetahuan yang lebih bersih dan abadi,
sebagaimana firman Allah:
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ
الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
“Sejatinya, (al-Qur’an) itu merupakan tanda-tanda yang jelas
di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.”[9]
“Inna fii jazadi al-mudzghah. Wa fii mudzghah qalb, wa fii qalb fuad, wa fii
fuad ruh, wa fii ruh sirr, wa fii sirr akfa, wa fii akfa ana!” sabda Nabi
Saw ini menunjukkan bahwa di dalam mudzghah terdapat tujuh
lapisan anasir halus bukan materi bersifat ruhaniah yang makin lama makin
halus hingga ke pusat anasir hati yaitu ana (aku). Seibarat istana dengan
tujuh ruangan dari yang zhahir sampai yang bathin yang dilingkari tujuh
dinding, setiap ruangan memiliki pintu dan kunci yang berujung ke pusat ruangan
paling batiniah di mana sang raja berada. Adapun yang dimaksud tujuh
ruangan di istana itu, dari luar ke dalam atau dari zhahir ke bathin, adalah:
Al-Mudzghah, dinding
atau penutupnya adalah Al-Hijab Al-Jamal (keindahan).
Pintunya adalah Al-Bab Al-Hidayah. Kuncinya adalah Al-Miftah
Al-Iqrar (pengakuan);
Al-Qalbu,
dinding atau penutupnya adalah Al-Hijab Al-Jalal (kemuliaan).
Pintunya adalah Al-Bab Al-Ra’fah (kesantunan). Kuncinya Al-Miftah
At-Tauhid (peng-Esa-an);
Al-Fuad,
dinding atau penutupnya adalah Al-Hijab As-Sulthan (kekuatan).
Pintunya adalah Al-Bab Al-Jud (kemurahan). Kuncinya Al-Miftah
Al-Iman;
Ar-Ruuh, dinding
atau penutupnya adalah Al-Hijab Al-Ghaiban (kegaiban).
Pintunya adalah Al-Bab Al-Majdu (kemuliaan). Kuncinya Al-Miftah
Al-Islam;
Sirr, dinding atau
penutupnya adalah Al-Hijab Al-Qudrah. Pintunya adalah Al-Bab
Al-Atha’ (anugerah). Kuncinya Al-Miftah Al-Ikhsan;[10]
Akfa, dinding atau
penutupnya adalah Al-Hijab Al-Adhamah (keagungan). Pintunya
adalah Al-Bab Al-Rahbah (ketakutan). Kuncinya As-Shidqu
(shiddiq);
Ana, dinding atau
penutupnya adalah Al-Hijab Al-Haya’ (malu). Pintunya adalah Al-Bab Al-Athaf
(kelembutan). Kuncinya Al-Ma’rifat.
Untuk bisa masuk
ke dalam tujuh ruangan – khususnya ruang ketujuh yang paling ghaib –
disyaratkan perjuangan (jihad) ruhani yang tidak ringan. Berbagai
laku ruhani seperti uzlah, mujahadah, muraqabah, musyahadah harus
dilakukan sampai dapat melewati ketujuh pintu itu beserta kuncinya. Berbagai
ujian, akan dialami oleh siapa saja yang ingin memasuki tujuh ruangan suci itu
agar bisa bertemu Sang Maharaja Diraja Yang telah bersabda,”Waladziina jahadu
fiina, lanahdiyanahum subulana!”
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hati adalah standar kebaikan amalan
badan. Ia ibarat pemimpin bagi badan. Baiknya hati akan berpengaruh pada
baiknya amalan badan. Dan buruknya hati akan berpengaruh pada buruknya amalan
badan. Dan hati yang beruntung ialah hati yang bersih dan suci karena
senantiasa dibersihkan dan disucikan. Dan hati yang merugi ialah yang hati yang
dibiarkan kotor dan rusak. Kita dapat mengatakan pula bahwa ilmu tentang hati
adalah pokok dari ilmu tentang Allah atau ma’rifatullah. Dengan
demikian,kita memahami mengapa dikatakan bahwa manusia tidak akan mengenal
Tuhannya. Kebanyakan manusia tidak mengenal hati dan semua sifatnya karena ada
selubung dan hijab yang menghalangi seseorang dengan hatinya. Sesungguhnya
Allah ‘Azza wa Jalla bergerak di antara hatinya, mengendalikan dan
menguasai hati manusia beserta sifat-sifatnya. Hati manusia berada di sela-sela
jari Allah Yang Maha Pengasih. Kadang-kadang hati manusia dapat jatuh hingga ke
tingkat paling rendah setingkat dengan setan dan kadang-kadang terbang demikian
tinggi mendekati singgasana Allah Yang Mahatinggi
B.
DAFTAR PUSAKA
Abdullah,amin, antara al Ghazali dan kant,
bandung : mizan.2002
imam al-ghazzali,ihya ‘Ulumuddin. Jakarta:
bulan pusaka. 2000
As-Siddiqie,hasbi. Kuliah ibadah, bulan
bintang. Jakarta.1985
Lestari, Endang S. 2009. Biologi 2: Makhluk Hidup
dan Lingkungannya untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional